Suatu
Senja (120612)
Sore ini angin bertiup dengan
damai. Sepoi mengantarkan harga sebatang rindu menjelang malam. Redup kecerahannya
tak dapat menutupi betapa segarnya aku menatap parasmu. Aku merasakan aromamu
meniup hidup dan mataku. Lukisan hati yang terbingkai rapi tak perlu aku sebut
apa dan untuk siapa. Senja yang luar biasa.
Kecanduan
(130612)
Engkau mencelupkan hawa nanar
yang menggeliatkan sunyi pecandu subuh. Engkau remukkan hingga diam nafas tanpa
kata. Arogansimu sungguh nyata.
Pudar
(191012)
Mengawali hari dengan
sentuhan kemesraan, agar semua lancar dan merdeka. Aku menemui kuncup kecintaan
yang mulai pudar, ini kebiasaan. Maaf, jika aku tak lagi memikirkanmu.
Hampa
(031212)
Aku mencintaimu seperti peti
mati. Diam dan membeku. Engkau dan aku berbatas. Meski tipis tapi sekatnya
menyisakan perasaan yang luar biasa pengap.
Gejolak
(210513)
Pasir berseri
Kunciku sendiri sepi
Bertaut bayang-bayang memori pagi
Ingin kuregup jantung berpeluh
Mengaduh aku dalam senyap
Lupa kuakan namamu
Mungkin Aisyah
Komentar
Posting Komentar