Suatu Sore Bersama Anak-Anak SD



Sore ini adalah senja yang sangat bersahabat. Kenapa? karena hari ini kami kedatangan tamu spesial. Rombongan yang datang adalah anak-anak SD. Wow... betapa surpricenya saya karena yang datang ternyata masih imut-imut dan lucu. Satu hal yang membuat saya tercenung adalah kepolosan mereka yang luar biasa. Mungkin kalian akan membayangkan betapa ributnya anak-anak SD itu. Ya, memang saya akui mereka memang ribut tetapi masih bisa dikendalikan.
Begitu rombangan anak-anak ini masuk hotel mereka tidak segaduh anak-anak SMP maupun SMA. Mereka masuk dengan tertib dan langsung menuju kamar masing-masing. Setelah jam makan malam tiba, mereka langsung berbondong-bondong menuju meja makan. Karakter kekanak-kanakan tampak jelas pada wajah mereka. Anak-anak ini baik laki-laki mapun perempuan dengan santainya menggunakan piyama warna-warna cerah yang bermotif kartun. Sungguh citra anak-anak terpampang nyata pada pakaian dan ekspresi wajah mereka (jadi kangen adikku yang sekarang juga kelas enam SD-Nurantika Umi Wijayanti). Selain itu, dengan penuh kepolosan ada yang bilang,”Mbak, ayamnya aku boleh nambah jadi dua tidak?”. “Setelah selesai makan, piring ini diletakkan dimana, Mbak?”. Sungguh ini pengalaman yang luar biasa bagi saya selama dua tahun lebih saya bekerja di bidang ini. Kecenderungan untuk mengikuti seperti teman-temannya pun terlihat pada tingkah laku anak-anak ini. Ketika satu orang meletakkan piring di troli tempat piring kotor langsung diikuti oleh teman-teman lainnya tanpa komando. Hal ini sangat kontras dengan anak-anak SMP, SMA, maupun mahasiswa.
Saya acungi jempol buat mereka. Sekali lagi mereka anak-anak yang tertib, teratur, dan polos. Sikap anak-anak yang seperti ini sudah sangat jarang ditemui dalam kehidupan masyarakat saat ini. Biasanya anak-anak cenderung egois dan semaunya sendiri. Praktik pengajaran yang dilakukan oleh guru tampaknya menjadi angin lalu dan lebih didominasi oleh tayangan televisi, warnet, tayangan-tayangn non-edukatif, dan sebagainya. Situasi yng sudah bergeser ini tentu menimbulkan pula pergeseran dalam sikap dan pola pikir anak. Oleh karena itu, ketika saya menemui rombongan anak-anak SD ini saya merasa sangat senang. Semoga kalian kelak jadi generasi yang senantiasa dapat memberi teladan yang baik kepada masyarakat. Amien. (21.42)

Komentar