Surat Kepada Reorang Teman (Ranty Pri)


Teruntuk wanita yang sedang berjuang demi cita-cita,

Hujanpun menjadi saksi pertemuan malam itu. Tidak tersirat sedikitpun bayangan akan engkau. Engkau yang bergalau dalam rindu dan menanti dalam semu. Owch, sorry… peace (*_^) hahaa… Sebenarnya tidak terlalu sulit bagiku masuk ke dalam lingkaranmu. Karena banyak ruang yang memberikan kesempatan kepada kita untuk bercanda. Kamu sedikit gila ya mungkin, iya gak sih? Anggap saja iya. Jadi, aku akan bercerita dalam bingkai kegilaan yang terjadi malam itu.
Kita bertemu dalam pertemuan yang bisa dibilang cukup sempurna. Maksudku sempurna dalam derita. Bayangkan saja sejak bertemu denganmu aku disuguhi pemandangan yang luar biasa… HANCUR dan semua itu memaksaku melebur di dalamnya. Baik, mari kita awali dari saat pertama jumpa. Pertama mencarimu aku sudah tersesat di jalan. Kedua, begitu ketemu denganmu, aku langsung syok. Tahu kenapa? kamarmu tidak lebih parah dari korban gempa Jogja!!! Huekkkhuekkkkzzz… Aku tidak habis pikir “bagaimana kamu_Si Larvah_ bisa berdamai dengan acak adut kamarmu. Ketiga, kerja bakti tengah malam… hoammmm… memang sesuatu banget ya.
Tapi ada satu hal yang membuatku kaget ketika bangun pagi harinya. Bagaimana mungkin aku bisa tidur nyaman dengan selimut di tangan? Padahal, setahuku saat itu aku tidur tanpa selimut. Hikshiks… so swettt tingkyuh yah… Di sisi  lain, ngobrol denganmu kayak emak-emak. Apalagi kalo belum makan. Galak banget kaya harder hahahaha… Peace yak (emang mirip asline wkwk). Tapi sebentar, ini serius… Banyak hal yang dapat kita bagi, banyak hal yang dapat kita lakukan, dan terlalu banyak hal yang dapat kita rencanakan. Anyway, ketemu denganmu cukup menyenangkan ya, meskipun sedikit salah arah dan salah kaprah dengan semua jungkir balik hidupmu tapi tampaknya cerita-cerita tentang kebersamaan ini akan menjadi episode indah dalam rangkaian perjalanan hidup kita.
                                                                                                                  Salam hangat,
                                                                                                                  Ridhan

Komentar