Variasi Bahasa



      Holmes (1992:1) menyatakan bahwa sosiolinguistik mempelajari hubungan bahasa dan masyarakat, antara penggunaan bahasa dan struktur sosial dimana pengguna bahasa itu tinggal. Ilmu ini menjelaskan mengapa kita berbicara berbeda dalam konteks sosial yang berbeda, mengenali fungsi sosial bahasa, dan bagaimana fungsi tersebut digunakan untuk menyampaikan makna sosial yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang secara khusus mendalami fungsi dan lika-liku variasi atau ragam bahasa.
      Dalam kehidupan sosial masyarakat yang kompleks tersebut, wajar jika kemudian muncul bermacam-macam variasi di dalam sebuah bahasa. Terlebih lagi jika hal tersebut dipandang dari berbagai sudut yang berbeda. Memperhatikan cara orang menggunakan bahasa dalam konteks sosial yang berbeda memberikan kekayaan informasi mengenai cara bahasa itu bekerja, bagaimana hubungan sosial orang tersebut dalam sebuah komunitas, dan cara mereka saling memberi isyarat terhadap aspek-aspek identitas sosial mereka melalui bahasa yang digunakan.

Pengertian Variasi Bahasa
Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.
Dalam pandangan sosiolinguistik, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual, tetapi merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaiannya tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik, tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa seperti di bawah ini.
  1. Faktor-faktor sosial: status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya.
  2. Faktor-faktor situasional: siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa.

Menurut Chaer (2004:62) variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
Menurut Allan Bell (dalam Coupland dan Adam ,1997:240) variasi bahasa adalah salah satu aspek yang paling menarik dalam sosiolinguistik. Prinsip dasar dari variasi bahasa ini adalah penutur tidak selalu berbicara dalam cara yang sama untuk semua peristiwa atau kejadian. Ini berarti penutur memiliki alternatif atau piilihan berbicara dengan cara yang berbeda dalam situasi yang berbeda. Cara berbicara yang berbeda dapat menimbulkan maksa sosial yang berbeda pula.
Jadi, berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variasi bahasa adalah sejenis ragam bahasa  yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.

Referensi:
Janet Holmes. (1992). An introduction to sosiolinguistics. England: Longman Group UK.
Nikolas Coupland dan Adam Jaworski. (1997). Sosiolinguistics: a reader and  coursebook. England: Macmillan Press LTD.

Komentar