PPDB
SMP menimbulkan kecemasan. Kecemasan ini tidak hanya dirasakan calon peserta
didik saja tetapi juga sangat dirasakan orang tua yang anaknya telah lulus SD.
Terlebih lagi, orang tua yang anaknya memiliki NIM pas-pasan. Hal ini seolah
mengisyaratkan peluang untuk meraih mimpi bersekolah di SMP Negeri hampir
tertutup. Orang tua yang anaknya memiliki nilai standar juga khawatir,
jangan-jangan posisinya nanti digeser oleh anak lain dan tidak diterima. Di
lain pihak, orang tua yang anaknya memiliki NIM tinggi tentu akan lebih santai meskipun
tidak mungkin lepas dari kecemasan ini.
Setiap
orang tua tentu ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik bagi
anak-anaknya. Selama ini stigma positif sekolah negeri masih menjadi daya tarik
yang luar biasa bagi sebagian besar masyarakat. Selain masih dipandang
terjangkau dan kualitas yang bagus, memiliki anak yang sekolah di SMP negeri
tampaknya juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Bahkan, demi hal
tersebut mereka rela kepanasan dan berdesak-desakan saat pendaftaran. Pemandangan
ini bukanlah hal yang baru lagi karena terus terjadi dari tahun ke tahun. Mereka
selalu memantau perkembangan peringkat yang biasanya ditayang kan oleh pihak
sekolah. Tradisi ini tampaknya juga akan terjadi tahun ini mengingat semakin
banyaknya anak SD yang lulus tahun ini belum lagi tambahan kuota yang berasal dari
luar daerah.
Menanggapi
hal ini tentu wajar dan sah-sah saja sebagai orang tua ikut-ikutan cemas tetapi
alangkah arifnya apabila kecemasan ini tetap terkontrol sehingga proses PPDB
yang sebentar lagi akan berlangsung dapat berjalan lancar. Jangan sampai
kecemasan orang tua ini malah membuat orang tua bersikap kasar dan bahkan
menyalahkan anak karena tidak memiliki nilai bagus. Anak yang baru lulus SD
tentu akan semakin tertekan jika orang tua cenderung memojokkannya. Oleh karena
itu, kecemasan orang tua ini selayaknya dapat dikelola secara lebih arif oleh
orang tua sehingga anak yang akan menempuh pendidikan di lingkungan yang baru tidak
akan merasa terlalu terbebani.
Komentar
Posting Komentar