Dilema PPDB SMP 2013


PPDB SMP menimbulkan kecemasan. Kecemasan ini tidak hanya dirasakan calon peserta didik saja tetapi juga sangat dirasakan orang tua yang anaknya telah lulus SD. Terlebih lagi, orang tua yang anaknya memiliki NIM pas-pasan. Hal ini seolah mengisyaratkan peluang untuk meraih mimpi bersekolah di SMP Negeri hampir tertutup. Orang tua yang anaknya memiliki nilai standar juga khawatir, jangan-jangan posisinya nanti digeser oleh anak lain dan tidak diterima. Di lain pihak, orang tua yang anaknya memiliki NIM tinggi tentu akan lebih santai meskipun tidak mungkin lepas dari kecemasan ini.
Setiap orang tua tentu ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Selama ini stigma positif sekolah negeri masih menjadi daya tarik yang luar biasa bagi sebagian besar masyarakat. Selain masih dipandang terjangkau dan kualitas yang bagus, memiliki anak yang sekolah di SMP negeri tampaknya juga memberikan kebanggaan tersendiri bagi orang tua. Bahkan, demi hal tersebut mereka rela kepanasan dan berdesak-desakan saat pendaftaran. Pemandangan ini bukanlah hal yang baru lagi karena terus terjadi dari tahun ke tahun. Mereka selalu memantau perkembangan peringkat yang biasanya ditayang kan oleh pihak sekolah. Tradisi ini tampaknya juga akan terjadi tahun ini mengingat semakin banyaknya anak SD yang lulus tahun ini belum lagi tambahan kuota yang berasal dari luar daerah.
Menanggapi hal ini tentu wajar dan sah-sah saja sebagai orang tua ikut-ikutan cemas tetapi alangkah arifnya apabila kecemasan ini tetap terkontrol sehingga proses PPDB yang sebentar lagi akan berlangsung dapat berjalan lancar. Jangan sampai kecemasan orang tua ini malah membuat orang tua bersikap kasar dan bahkan menyalahkan anak karena tidak memiliki nilai bagus. Anak yang baru lulus SD tentu akan semakin tertekan jika orang tua cenderung memojokkannya. Oleh karena itu, kecemasan orang tua ini selayaknya dapat dikelola secara lebih arif oleh orang tua sehingga anak yang akan menempuh pendidikan di lingkungan yang baru tidak akan merasa terlalu terbebani. 

Komentar