Kukatakan padamu
yang selalu dibalut rindu
Jika rasa mulai
mencekam dan waktu terlalu sempit untuk sekedar berlari
Maka, peluklah
asaku dan perdengarkanlah kisahku padamu tentang seseorang yang berkalung
Ia yang
berkalung itu………
Matanya tajam
menyita tanya, tentang sebuah perhatian.
Hingga halus
perkataannya tersimpan sebuah kata “ kebijaksanaan “
Tutur halusnya
hapuskan ragu, candanya tentramkan jiwa-jiwa yang dilanda sepi dan rindu…………dan
kalung itu, percik cinta sejuta jiwa yang senantiasa ia jaga
Suatu saat
akupun bertanya, “ Mengapa ?”
Dalam senyum
simpulnya iapun bersua pada semesta
Dalam kerut
keningnya kulihat keseriusannya
Lewat tatapan
matanya kutahu ketegasan sikapnya menantang hidup
Hingga mengurai
benang-benang kasih pada setiap insan yang tertelengkup haru,
Dan kalung
itu………
Miliknya abadi
tentang pilihan hidupnya
Ketika yang lain
dalam jumpa yang lain,
Kulihat kalung
itu bersinar lebih dari biasanya, hingga mata silau menatapnya
-----
tak selamanya seperti yang aku pikirkan----- batinku
Ya, dan yang ini
luar biasa…..
Sinar itu
menyelimutinya hingga kaburkan sekat antara jiwa
“
bersemailah engkau dengan siapapun yang engkau mau tanpa melihat musim semi,
dingin, ataupun gugur dan apapun, hingga engkau melihat dirimu……….”
Pesannya dalam keremangan senja itu
Dan akupun
termangu………..
Suara-suaranya
penyejuk jiwa, mengalir dalam setiap jengkal nafas yang tiada sempat tersentuh
cinta
Dan aku sadar
hanyalah pemilik kalung itu yang mengerti
Tentang
mencerna kekecewaan, iri dan sakit hati
Tentang
perasaan bangga, terpesona, hingga jatuh cinta
Tentang
prinsip hidup yang selalu luang untuk sesama
Tentang
kangennya yang selalu meletus-letus tanda setia dan
Tentang
tambatan hatinya yang terkejar pada dentang 21
Ya, dan sekarang aku mulai mengerti
Komentar
Posting Komentar