Dialog Tanpa Jeda (Bagian 1)




(Kali ini aku ingin menuliskan perdebatan dua orang konyol yang saling berimajinasi seolah menjadi makhluk paling pandai bernegosiasi. Berikut petikan emosionalnya yang kuperoleh dari catatan menjelang pukul 9).

Hei kamu lelaki yang menggadai harga diri laiknya eksistensi. Tahukah kau sama brengseknya dengan zaman anarki yang dihias tasbih sana-sini.

Hei kamu wanita pecandu pemujaan, kau laksana bintang di siang bolong. Indah tapi tak tampak.

Memang kamu siapa? filsuf Yunani? Aristokrat betawi? Kamu makhluk yang hanya paham sejarah. Sudahlah, tak perlu omong kosong belaka. Kau berjanji tapi bah!!! Hanya monyet penari di perempatan menunggu segel polisi.

Dan kau? Hanya wanita pemuja privasi. Privasi tereleganmu hanya 2x1 (nanti)

Tak perlu kau olok-olok aku. Kamu gila. Penggila kebobrokan dunia.

Kau tak pernah berjanji tapi apa? Kau menebar ekspektasi di hati para lelaki hinga satu persatu patah hati.

Aku marah. Aku benci. Janganlah menggurui layaknya merpati sok suci.

Dan kau hanya seekor  bangau tolol.

Tak perlu kau memberi label. Aku sudah terlanjur hidup di hati belantara yang terlalu mewah ini.

Cerewetmu tak lebih berharga dari ocehan burung camar tolol.

Diam! Lagi pula sejak kapan camar tolol? Hanya orang bodoh yang bilang camar tolol. Kamu gila? Iya

Hah? Aku memberi label? Bukankah label itu sudah tercetak di kulit eksotismu yang sempurna sejak kau melihat dunia? W= wild

Betapa buruknya katamu. Apa perlu kugadai sekolah elit agar kau tahu bagaimana menulis surga?

Kau tak pernah tahu Bang Iwan Fals punya celoteh camar tolol.

Kau tak lebih dari robot pencetak kata-kata eror.

Dan kamu mesin tua yang sok  modern.

Kau bahkan tak lebih dari lampu perempatan yang berkedip sepanjang menit.

Jika aku setia berkedip setiap menit kenapa kamu hanya berlalu bagai badai?

Kamu tak lebih dari plastik yang meleleh disiram kobaran api. Kamu gila. Mesin zaman edan. Sudahlah aku muak bicara denganmu yang tak lebih dari obralan kata-kata liar.
Apa bedanya dengan mulutmu yang beraroma raflesia?

Raflesia itu indah, langka, dan tak beraroma.

 (Mereka masih melanjutkan perdebatan tersebut meski nafas mulai tersengal. Lanjut di bagian 2 ya)

Komentar

Posting Komentar