Menilik Kembali Tujuan Saleh Publik di Kolom Kedaulatan Rakyat



Tulisan ini terinspirasi dari rubrik opini yang ditulis oleh Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M. A
(Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Hari ini mataku dibuka oleh sebuh tulisan yang cukup menarik di rubrik Kedaulatan Rakyat (23 Oktober 2014) yang mengangkat judul “Revolusi Mental Lahirkan SDM Saleh Publik”.  Setidaknya terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih seperti di bawah ini.
1.      Pendidikan holistik sudah muncul di Amerika sejak 1980 yang intinya menekankan perlunya penguatan aspek emosional dan spiritual.
2.      Predikat saleh bukanlah pemberian (by given) tetapi predikat itu bisa diusahakan dengan pembiasaan kerja keras, serius, dan berkelanjutan.
3.      Pendidikan di Indonesia menekankan pendidikan integratif yang tidak lain bertujuan untuk menciptakan SDM yang handal dan saleh publik.
4.      Predikat saleh memiliki beberapa turunan, yaitu saleh emosional yang berarti mampu meningkatkan kualitas karakter positif dan mengendalikan karakter negatif. Saleh spiritual/individu, yaitu mampu melakukan kegiatan spiritual secara individu. Saleh sosial berhubungan dengan sifat kedermawanan.
5.      Saleh publik masih dipecah dalam beberapa kelompok, yaitu publik umum yang menyangkut kegiatan positif untuk kebaikan bersama dalam masyarakat, publik di tempat kerja yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pekerja, publik tetangga yang berkaitan dengan membina hubungan baik dengan tetangga, dan publik di rumah yang berkaitan dengan usaha menjaga hubungan baik antaranggota keluarga.

Berdasarkan uraian di atas, sangat tepat kiranya  jika revolusi mental  dilakukan untuk membentuk SDM yang saleh publik sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bukan hanya besar tetapi memiliki pondasi SDM yang kokoh.

Komentar