Museum Bahari Yogyakarta: Menengok Kekayaan Maritim Bangsa




Tantangan dan tuntutan kehidupan manusia semakin hari semakin meningkat. Apalagi ditambah dengan derasnya arus teknologi informasi yang memungkinkan manusia mengetahui segala hal di berbagai belahan dunia secara cepat. Hal ini membawa konsekuensi pada angka kebutuhan dan keinginan manusia semakin tinggi dan kompleks. Manusia semakin menginginkan hidup yang menyenangkan, menyehatkan, memudahkan, dan produktif, dan penuh makna. Berkaca dari hal tersebut, keinginan-keinginan tersebut aku realisasikan dalam bentuk wisata yang selalu diagendakan tiap bulan. Jadi, dapat dipastikan selalu ada cerita unik tentang tempat wisata baru yang bakal aku sambangi dalam tiap bulannya. Harapannya sederhana “apa yang aku lakukan termasuk jalan-jalan ini tidak hanya membuat obsesiku terlaksana tetapi juga memberikan nilai edukasi bagi orang lain yang membaca”.
Kali ini aku akan membagi cerita tentang Museum Bahari Yogyakarta. Kok museum lagi sih? Mungkin itu pertanyaan teman-teman. Aku bakal ngejawab, “Ah, gak juga kok. Beberapa juga aku ngebahas tentang event pameran, kegiatan sosial, fenomena di masyarakat, peninggalan bersejarah, dan masih banyak lagi. Hanya saja, dalam beberapa waktu terakhir ini keinginan menampilkan museum sebagai salah satu objek wisata yang edukatif.” Sebenarnya hal ini juga dilatarbelakangi oleh keinginan memromosikan aset-aset wisata kota Yogyakarta yang tidak hanya bernilai seni, sejarah, tetapi lebih pada makna yang dapat kita ambil dari kunjungan tersebut. Sttt… Tahun 2011 sebenarnya esaiku pernah masuk nominasi lomba esai museum tingkat Yogyakarta juga sih, jadi ya wajarkan kalau aku tertarik menggali lebih jauh tentang kekayaan kota yang satu ini J
Oke, kita mulai ya! Museum Bahari Yogyakarta terletak di Jalan R.E. Martadinata (Wirobrajan) No 69 Yogyakarta. Sebelum aku menceritakan berbagai koleksi di dalamnya, akan lebih baik kalian juga menyimpan nomor telepon museum ini, yaitu (0274) 376691 dan jam buka kunjungan Selasa-Ahad pukul 09.00- 16.00 WIB. Biaya retribusinya cukup murah, Cuma Rp 2.000 saja (Wow, banget kan hehe…)
Museum ini didirikan dengan tujuan untuk membuka wawasan dan pengetahuan dalam arti seluas-luasnya bagi generasi muda. Dengan mengenal kemaritiman secara dekat, generasi penerus diharapkan dapat lebih mencintai kekayaan alam ini sekaligus bijaksana dalam memberdayakan sumber daya kemaritiman seoptimal mungkin demi kepentingan masyarakat nantinya (keren banget ya, mulia tujuannya).
Koleksi-koleksi yang ada di museum ini sangat beraneka ragam dan cukup lengkap menurutku. Berikut koleksi-koleksi yang ada Museum Bahari.
1.   Ruang pamer lantai 1 yang berisi berbagai koleksi cindera mata dari berbagai negara dan daerah di Indonesia seperti cindera mata dari Rusia, Nepal, India, Bangladesh, Pakistan, Inggris, dan lain sebagainya. Di ruangan ini juga di dipamerkan baju, tempat minum, topi, dan gantungan kunci yang dapat dibeli pengunjung sebagai buah tangan (otak bisnisnya lancar hehe…)
2.   Lantai 2 ruang pamer berisi koleksi-koleksi yang berhubungan dengan kelautan, seperti: senjata meriam, bom laut, torpedo laut (milik Rusia yang besar banget), ranjau laut, peralatan komunikasi kapal seperti radar, sonar, kompas magnet, GPS, literaft, teropong, dan sextant. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat replika seragam yang digunakan oleh dinas kelautan seperti penerbang, pakaian dinas upacara, taruna AL, PDH Kowal, dan PDL marinir. Pengunjung juga dapat melihat perangko seri maritim, tanda pangkat kelautan, replika kapal-kapal laut, kue kering dan sarden, foto-foto angkatan laut, dan lain sebagainya.
3.   Ruang anjungan yang terpisah dengan ruang pamer. Bangunan ini didesain seperti anjungan kapal yang sebenarnya. Pada bagian bawah terdapat ruang audio visual yang memutar film kelautan. Lantai kedua berupa ruang kemudi kapal yang di dalamnya berisi berbagai peralatan seperti di kapal yang sebenarnya. Ruangan ini adalah ruangan yang paling aku suka karena selain desainnya yang mirip aslinya juga seperti merasa di atas kapal beneran. Pengunjung dapat mencoba berbagai peralatan yang ada di ruangan ini termasuk jas pelampung dan teropong (dua benda yang paling membuatku betah berlama-lama di ruangan ini). Lantai ketiga adalah bagian atas kapal dengan bendera merah putih berkibar gagah. Pengunjung perlu berhati-hati saat naik ke bagian ini karena tangga yang disediakan kecil dan kemiringannya 90 derajad. Kalian penasaran bagaimana suasana di atas? Panas kalau siang hehe… tetapi cukup asik karena angin berhembus dengan kencang dan lapang banget untuk melihat berbagai aktivitas di sekitar museum. Pendek kata, gak rugi!!!
4.   Salah satu keunikan dari museum ini adalah lokasi museum sekaligus menjadi satu dengan hotel yang dikelola secara profesional (bisnis lagi bro hehe...) Jadi, dapat dikatakan bahwa promosi wisata museum ini terkesan simpel tapi tetap elegan.
5.   Sepanjang lorong antara hotel dan museum dilengkapi dengan gambar-gambar kapal-kapal besar luar negeri yang mewah dan pelabuhan-pelabuhan besar nan cantik. Poster ini cukup menarik sehingga aku tak mau kehilangan momen untuk mengabadikannya.

Itulah hasil jalan-jalan ke Museum Bahari yang memiliki koleksi cukup lengkap dan suasana kemaritimannya sangat kental. Kalau kalian sempat membaca tulisan ini, tengoklah sesekali agar kalian juga merasakan apa yang aku rasakan. Salam jalan-jalan asyik!!! (SJJA-21 November 2014)

Nb. Terima Kasih Eka Apri Nugraha atas foto-fotonya. Aku suka.



Komentar