Rasulan
di dusun Pacing (25/9) Kelurahan Pacarejo Semanu Gunung Kidul berlangsung
meriah. Seperti yang kita ketahui, rasulan merupakan tradisi tahunan yang tidak
dapat dipisahkan dari warga Gunung Kidul. Rasulan sebenarnya merupakan simbol
rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan berupa hasil panen.
Perayaan rasulan tiap daerah dapat berbeda-beda wujudnya, hanya saja salah satu
kesenian yang wajib ada ketika rasulan adalah wayang. Wayangan ini biasanya
dilaksanakan di balai desa dengan mengangkat lakon tertentu.
Terdapat
satu hal yang menarik dalam pelaksanaan tradisi rasulan di dusun Pacing, yaitu
adanya giliran ngunduh rasul. Sistem yang digunakan adalah sistem putar antar-RT. Setiap RT yang
bertugas sebagai pelaksana rasulan (ewuh)
bergiliran dari RT yang satu dengan RT yang lain tiap tahunnya. Hal ini
memberikan dampak yang positif karena kerja sama antarwarga semakin terpupuk.
Kebersamaan ini juga semakin meningkatkan keharmonisan dalam bermasyarakat. Beberapa
kegiatan juga diadakan guna menyemarakkan acara rasulan ini seperti
pertandingan olahraga, reog, gugur gunung
(kerja bakti), campur sari, dan pengajian. Warga tampak antusias menikmati
perayaan yang digelar pada Rabu Pahing kalender jawa di bulan tertentu setiap
tahunnya ini.
Secara
singkat, dapat dikatakan bahwa tradisi rasulan merupakan hal yang tak bisa
dipisahkan dari warga Gunung Kidul. Sebagai salah satu warisan budaya, kegiatan
semacam ini perlu didukung, diapresiasi, dan dilestarikan. Selain itu, saya
pribadi yang selama 18 tahun ini menghirup udara Gunung Kidul, merasakan
kebanggaan memiliki budaya yang tidak dimiliki semua daerah di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar