Sebuah Surat (Part VII)



Teruntuk kamu
Kamu yang (mungkin) juga dilanda rindu atau tidak sama sekali

Aku ingin menuliskan wajahmu di sini dalam bentuk yang lucu. Biar kamu ngambek soalnya sket-sket wajahmu mengaburkan garis tampanmu. O, iya, tadi aku salah nulis. Aku lupa satu hal. Kamu tak tampan. Sama sekali tidak. Kamu hanya ………..sedikit manis ^_* hehe aku sebenarnya malu jika berhadapan denganmu. Pasti wajahku berubah semu. Tapi gak bisa dipungkiri aku merindukan saat-saat aku menatap lentik matamu ^_^

Aku peduli padamu dan hampir selalu memikirkanmu akhir-akhir ini. Meski kamu kadang acuh, kamu tak merespon tapi kamu pasti tahu dimana posisiku. Yang aku tidak tahu adalah bagaimana bunyi hatimu (catatan 27 Januari 2014)

Sekali lagi aku masih merindukan kehadiran mayamu. Meski singkat tapi aku sadar engkau masih ada nyawa di sampingku.  Engkau masih sempat memanggil dan menyapaku di pagi hari. Hanya saja sekarang aku sudah tak punya nyali lagi untuk kembali dekat (Catatan 28 Januari 2014)

Salahkah jika perasaan yang tidak biasa ini meminta dengan kata untuk hal yang lain (lagi)? Berdosakah jika banyak waktu yang terlewat terkaburkan oleh kesemuan? Ini salah satu dimensi yang sulit menurutku akhir-akhir ini.  Aku ingin bersama meskipun nyatanya untuk bersuapun tak diizinkan. Begitu teguhnya kamu dilanda prahara. Tapi lumer juga dimakan masa. Aku percaya pada katamu tapi aku tak menafikkan betapa semunya kamu. Kamu gak ada tapi terasa kehadirannya. Kamu ada tapi tak bisa diraba. Mungkin semacam hantu tepatnya. Sebenarnya ini kurang bisa dinalar secara logika tapi ya sudahlah, anggap saja sebagai bagian romansa.

Aku merasa menyayangi dengan penuh kedalaman jiwa dan halusnya rasa bahwa kau dan aku berharap sempurna. Hanya saja dalam kenyataan tidak selalu banyak hal berpihak. Padaku. Padamu. Pada kenangan-kenangan yang sempat dan belum. Begitu aku kangen kamu saat pesan-pesan realistikku tak berbalas. Sedikit saja tak dihiraukan aku merasa aneh. 

Karenamu aku jadi lebih bisa menguasai keadaan, menjadi lebih hati-hati dan sering berpikir tentang Tuhan. Mengenalmu menjadikan dunia ini lucu dan berwarna. Ternyata kamu juga bisa membuat tertawa meski terkesan pendiam. Di saat dahaga mulai tak tertahankan ada oase yang menyeimbangkan cairan. Semoga energi ini tak terbuang sia-sia. 

Pertemuan denganmu menyisakan rindu. Ingin digenapi dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Aku gak bisa diam saja dalan keadaan yang seperti ini. Aku merasa ada yang sedikit berubah dalam hari-hariku. Aku semacam ada kecanduan yang sedikit menyesakkan.

Komentar