Teruntuk
kamu
Kamu
yang (mungkin) juga dilanda rindu atau tidak sama sekali
Aku
ingin menuliskan wajahmu di sini dalam bentuk yang lucu. Biar kamu ngambek
soalnya sket-sket wajahmu mengaburkan garis tampanmu. O, iya, tadi aku salah
nulis. Aku lupa satu hal. Kamu tak tampan. Sama sekali tidak. Kamu hanya ………..sedikit
manis ^_* hehe aku sebenarnya malu jika berhadapan denganmu. Pasti wajahku
berubah semu. Tapi gak bisa dipungkiri aku merindukan saat-saat aku menatap lentik
matamu ^_^
Aku
peduli padamu dan hampir selalu memikirkanmu akhir-akhir ini. Meski kamu kadang
acuh, kamu tak merespon tapi kamu pasti tahu dimana posisiku. Yang aku tidak
tahu adalah bagaimana bunyi hatimu (catatan 27 Januari 2014)
Sekali
lagi aku masih merindukan kehadiran mayamu. Meski singkat tapi aku sadar engkau
masih ada nyawa di sampingku. Engkau
masih sempat memanggil dan menyapaku di pagi hari. Hanya saja sekarang aku
sudah tak punya nyali lagi untuk kembali dekat (Catatan 28 Januari 2014)
Salahkah
jika perasaan yang tidak biasa ini meminta dengan kata untuk hal yang lain
(lagi)? Berdosakah jika banyak waktu yang terlewat terkaburkan oleh kesemuan?
Ini salah satu dimensi yang sulit menurutku akhir-akhir ini. Aku ingin bersama meskipun nyatanya untuk
bersuapun tak diizinkan. Begitu teguhnya kamu dilanda prahara. Tapi lumer juga
dimakan masa. Aku percaya pada katamu tapi aku tak menafikkan betapa semunya
kamu. Kamu gak ada tapi terasa kehadirannya. Kamu ada tapi tak bisa diraba. Mungkin
semacam hantu tepatnya. Sebenarnya ini kurang bisa dinalar secara logika tapi
ya sudahlah, anggap saja sebagai bagian romansa.
Aku
merasa menyayangi dengan penuh kedalaman jiwa dan halusnya rasa bahwa kau dan
aku berharap sempurna. Hanya saja dalam kenyataan tidak selalu banyak hal
berpihak. Padaku. Padamu. Pada kenangan-kenangan yang sempat dan belum. Begitu
aku kangen kamu saat pesan-pesan realistikku tak berbalas. Sedikit saja tak
dihiraukan aku merasa aneh.
Karenamu
aku jadi lebih bisa menguasai keadaan, menjadi lebih hati-hati dan sering berpikir
tentang Tuhan. Mengenalmu menjadikan dunia ini lucu dan berwarna. Ternyata kamu
juga bisa membuat tertawa meski terkesan pendiam. Di saat dahaga mulai tak
tertahankan ada oase yang menyeimbangkan cairan. Semoga energi ini tak terbuang
sia-sia.
Pertemuan denganmu menyisakan
rindu. Ingin digenapi dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Aku gak bisa diam
saja dalan keadaan yang seperti ini. Aku merasa ada yang sedikit berubah dalam
hari-hariku. Aku semacam ada kecanduan yang sedikit menyesakkan.
Komentar
Posting Komentar