Bagaimana Rasanya (di) Putus Cinta?



Bagi sebagian orang putus cinta mungkin bisa dianggap sesuatu yang lumrah, biasa, santai, dan bukan perkara yang perlu dilabilkan. Putus cinta itu sakit sebentar, getir sebentar, melow sebentar, lalu bangkit lagi dan berubah menjadi yang lebih baik. Hanya saja bagi sebagian yang lain putus cinta bukan perkara yang gampang. Apalagi ada objek lain yang turut andil di dalamnya.

Hal pertama yang terasa tentu tak jauh dari rasa kecewa, sedih, dan putus asa. Siapa sih yang putus cinta tapi malah bahagia? Kecuali kalau dia tak senormal manusia pada umumnya hehe… Contoh terdekat aku sendiri. Aku kehilangan 5 kg dalam satu minggu dan benar-benar ambruk selama sebulan. Serangan anoreksia pun membabi-buta. Kalau mengambil istilah sinetron ya kurang lebih disebut minggu-minggu galau dan hujan air mata hehe.
Sinergi memang tidak selalu seimbang.

Lain lagi temanku yang ditinggal nikah sama kekasihnya karena terlanjur hamil oleh sahabatnya sendiri. Hebatnya ketika hari H sang mantan dengan perut membuncit berfoto manis bersama suami dan temanku. Sebenarnya tragis juga sih.  Cuma yang aku kagumi dari temanku ini dia memiliki hati yang begitu besar dalam mengikhlaskan orang yang dicintainya. Keren bro! Gak semua orang punya hati seluas samudra kaya kamu.

Ada lagi temanku yang putus cinta 2 hari gak makan. Dia bilang, “Pokoe mangan opo wae ra enak”.  “Kenapa  putus, Pak?” tanyaku suatu ketika. “Dia sudah menikah dengan orang lain tanpa aku ketahui,” jawabnya sendu. Glagep (aku gak bisa komentar apapun). Itulah obrolan singkat dengan temanku 2 tahun yang lalu. Sekarang dia sedang merencakan pernikahannya dengan wanita pilihannya. Semoga bahagia.

Kalau yang ini tidak terlalu ekstrim tapi cukup menyedihkan. Temanku putus cinta setelah 5 tahun berpacaran karena terhalang restu orang tua. Orang tua sang mantan memandang bahwa temanku tidak terlalu baik sehingga mereka harus turun tangan dalam perjodohan anaknya. Alkisah ketika malam midodareni sang mantan menelpon temanku dengan iringan gendhing jawa. Temanku mencelos perasaannya dan aku tentu juga simpati dengan kisahnya. Semoga segera dapat jodoh ya. Amin.

Ketika hal yang serupa kualami tak pelak rasa sakit datang menghujam dan bertubi. Rasanya ingin lupa segalanya dan lemes buat ngapa-ngapain. Rasa sakit membuat keadaanku menjadi sedikit cengeng dan sentimentil. Belum lagi ditambah kenyataan bahwa sang mantan langsung secara terbuka menggandeng pasangan baru. Kalau ibarat gua kena gempa 9 skala richter. Dan getarannya? Beuh!!! hebat sampai memporak-porandakan hati.

Salam tetap hangat,
crissaniyaridhan@gmail.com

Komentar

Posting Komentar