Setidaknya itulah frase yang
menggelayut di benakku akhir-akhir ini. Seseorang yang mencinta akan menerima
semua cerita masa lalu pasangannya sebagai bagian dari pembelajaran dan
pengalaman. Jika dia tidak bisa menerima kekuranganmu maka dipastikan bahwa dia
tidak mencintaimu. Kekuranganmu dan ketidaksempurnaanmu akan menjadi
milik orang yang menyayangi tanpa harus terbayangi masa lalu. Terlebih ketika
dia memilih yang lain berarti kamu sudah tak diinginkan lagi. Baginya, orang
lain jauh lebih berharga untuk dipertahankan daripada dirimu.
Senja selalu mengesankan. |
Jadi ingat kata-katanya Sholeh “Aku kehilangan cinta tapi aku mendapat
kenangan (meski menyakitkan)”. Dan berbicara tentang kenangan sering kali
membuatku merasa lemah. Dalam hal ini aku termasuk kategori yang sensitif dan
sedikit sentimentil. Apalagi kalau dikombinasikan dengan senja, hujan, dan
musik romantis. Beuhhh, rasanya mak cesss… Kalau hal itu terjadi dapat
dipastikan bahwa sebelumnya aku akan mencuri dengar berita dari Tuhan dan kabur
sebelum hal itu terjadi. Hahaa… aku sedikit licik ya…
Lebih lanjut, kejadian demi kejadian
secara nyata ikut andil dalam mematangkan perasaan. Gerakan yang semula
terlihat sedikit ekstrim mulai tertata secara teratur. Irama perjalanan yang
dinamis semakin membukakan mata bahwa apapun yang terjadi kehidupan harus terus
berjalan.
Jika senja telah hilang dan
tenggelam. Kala hati telah terluka dan terbuang. Sekuat mungkin kuakan
membuktikan bahwa hati itu luas tak berbatas. Jika senja pasti akan tergantikan
fajar.
Jadi, buat apa bertahan untuk orang
yang dengan sengaja dan sadar telah merelakanmu pergi? Masih banyak hal positif
yang bisa dilakukan. Di depanmu menunggu tanggung jawab yang lebih besar dan
lebih pantas diprioritaskan. Tuhan akan mengganti hal-hal yang
dikehendaki-Nya pergi dengan jawaban yang luar biasa indah.
Wah romantika mbak ridhan iki :D
BalasHapusberbagi pengalaman dan cerita saja hahaha
BalasHapus