Tik dan Bobibon |
Dua hari
ini aku menggawangi sore di depan tempat kerja sambil menengadah ke langit.
Seolah ada fotoku, bapak ibuku, dan adikku di sana. Aku melihat senyum ibuku
dan betapa cakepnya bapakku mengenakan peci. Ah, rasanya akupun juga kangen
manja-manjanya adikku. Kalau di rumah jam segini pasti kami saling tuding siapa
yang belum mandi dan siapa yang berhak mandi lebih dulu. Belum lagi urusan
saling gebyur air dan kejar-kejaran keliling rumah hanya karena rebutan sandal
haha… padahal usia kami sudah bukan lagi anak TK.
Dan yang
paling pecah saat malam adalah adegan penuh kebohongan. Aku dan adikku harus
pura-pura tidur saat ditengok ibu padahal sebenarnya sedang perang bantal dan
tarik-menarik rambut. Ingat banget, kalau sampai jam 00.00 kami masih berisik
bisa dipastikan Ibu akan datang dan bilang, “Engko
gur nangis salah siji lho,” (dulu kami pernah nangis gara-gara
tarik-menarik rambut alias jambak-jambakan. Saat itu aku sudah kuliah dan
adikku masih SD. Ya sebenarnya gak level juga sih calon sarjana melawan anak SD
tapi malah aku yang nangis hahahaha…).
Adegan selanjutnya setelah ibu pergi kami kedip-kedip mata dan ngikik di
balik selimut lanjut bak… bik… buk saling menyiksa. Ah, sering kali air mata
ini keluar tanpa diundang kalau ingat betapa aku sangat kangen saat-saat itu.
Tik, Mi, Pak… dinx kangen L
Komentar
Posting Komentar