Hakikat Menulis



Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan berarti seseorang dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya secara langsung, sedangkan tulisan lebih cenderung terstruktur dan teratur. Komunikasi tidak langsung yang melibatkan aktivitas menulis di dalamnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dalman (2014:3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.

Jacob Sumardjo menyatakan bahwa proses menulis merupakan proses melahirkan tulisan yang berisi gagasan (2007:75-78). Setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda ketika menulis. Terdapat orang yang memiliki tipe menulis selesai dalam satu jam namun ada pula yang memerlukan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya. Namun, pada dasarnya dalam kerja menulis baik itu lambat maupun cepat selalu mengalami proses kreatif yang sama, yaitu: persiapan, inkubasi, inspirasi, tahap penulisan, dan tahap revisi.

Zainurrahman (2011:2) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mendasar, yaitu: menulis, membaca, berbicara, dan menyimak. Secara umum, keterampilan-keterampilan berbahasa di atas dibagi menjadi dua macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif. Keterampilan menyimak dan membaca termasuk kegiatan reseptif yang berkenaan dengan menangkap dan mencerna bahasa guna memahami penyampaian bentuk bahasa baik verbal maupun non-verbal. Keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan produktif yang berkenaan dengan kemampuan memproduksi bahasa demi penyampaian makna. Lebih lanjut Mudrajad Kuncoro (2009:3) dalam bukunya yang berjudul Mahir Menulis: Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom, dan Resensi Buku menyatakan bahwa membaca dan menulis seperti dua sisi mata uang. Kedua keterampilan tersebut memiliki peran dan fungsi yang saling menunjang satu sama lain.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa (Tarigan, 2008:22). Dapat dikatakan bahwa fungsi utama tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Lebih lanjut Walvoord (1985:2) menyatakan bahwa “writing is effective when it accomplishes its purpose for its audience”. Hal ini menyiratkan maksud bahwa menulis dikatakan efektif apabila pesan/tujuan yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami pembaca dengan baik.

Hal yang sama diungkapkan oleh Suparno & Mohamad Yunus (2007:5) bahwa seorang penulis harus memperhatikan pembaca sebagai objek yang membaca hasil tulisan. Hal ini dapat dilakukan dengan penulis harus mempertimbangkan sasaran pembaca yang membaca tulisan yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, status sosial, tingkat pengalaman, pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan pembaca. Pemahaman terhadap hal ini penting agar tujuan yang disampaikan kepada pembaca dapat diterima seutuhnya. Oleh karena itu, seorang penulis harus memiliki bahan dan informasi yang berkaitan dengan hal yang ditulis secara lengkap dan mendalam.

Taylord (2009:2-3) menyebutkan bahwa seseorang yang hendak menulis harus memahami hal-hal yang dibicarakan. Hal ini berarti bahwa seorang penulis harus dibekali pengetahuan yang cukup agar dapat menyusun tulisan dengan baik. Terdapat empat elemen yang harus dipenuhi dalam proses menulis, yaitu penulis, topik, pembaca, dan bentuk bahasa.

Komentar