Menulis tidak mudah
seperti yang dibayangkan. Banyak kendala yang dihadapi, salah satunya seseorang
memiliki banyak ide tetapi tidak mampu memilih dan mengungkapkannya dalam
tulisan. Heffernan dan Lincoln (1982:3) menyatakan bahwa menulis bukanlah
keterampilan yang dapat dikuasai secara otomatis. Seseorang tidak dapat menulis
dengan urutan yang baik tanpa adanya usaha yang besar untuk menyusun kata dalam bentuk kalimat dan menggunakan
tanda baca pada kalimat tersebut.
Menulis merupakan
komunikasi yang harus dipelajari. Bagian tersulit dalam menulis kata adalah
untuk mengekspresikan makna seperti yang dilisankan. Ketika berbicara
berhadap-hadapan, seseorang dapat berkomunikasi dengan banyak cara, misalnya
menaikkan atau menurunkan suara untuk menekankan suatu hal, tersenyum,
mengerutkan dahi, berkedip, mengangkat bahu, dan menggunakan bantuan tangan
untuk membentuk suatu makna yang sulit diucapkan. Akan tetapi, ketika menulis, komunikasi
dilakukan tanpa menggunakan ekspresi wajah, gerak tubuh, atau bahasa tubuh
lain. Dengan kata lain, menulis hanya menggunakan kata-kata dan tanda baca.
Lebih lanjut,
dapat dikatakan bahwa menulis merupakan aktivitas mandiri. Ketika seseorang
menulis tidak serta merta pembaca langsung menimpali sama halnya ketika
berbicara. Menulis berarti bekerja mandiri sehingga agar dapat menulis yang
baik seseorang harus mengantisipasi dengan membayangkan reaksi pembaca.
Menulis
merupakan salah satu bentuk keterampilan bahasa. Johnson dan Christensen
(2008:179) menyatakan bahwa setiap kegiatan keterampilan bahasa termasuk
menulis di dalamnya pasti terdapat proses peningkatan kemampuan siswa untuk
menggunakan fitur-fitur bahasa melalui beberapa tahap/kegiatan. Tahap-tahap ini
dapat membantu siswa menjadi seorang penulis yang fasih.
Komentar
Posting Komentar