Knapp dan Watkins (2005: 17)
menyatakan bahwa genre merupakan model pembelajaran menulis yang menghasilkan
teks tertentu dan berfokus pada teks yang ditulis. Model ini mengacu pada
kegiatan menulis agar dapat dilakukan lebih baik daripada sebelumnya. Sebagai
contoh, sebelum menulis genre narasi, seseorang harus mengetahui bahwa teks
tersebut memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan jenis teks yang
lain. Pengetahuan tentang karakteristik teks akan membantu seseorang untuk
menggunakan kode penulisan secara efektif dan efisien. Selain itu,
karakteristik tersebut juga membantu pembaca mengenali tanda dan membaca teks
dari teknik sudut pandangnya. Jadi, tujuan utama penulisan teks berdasarkan
pendekatan genre adalah membantu siswa agar memiliki kemampuan untuk
menggunakan kode-kode penulisan secara efektif dan efisien. Tanpa kode ini,
menulis menjadi kegiatan yang membingungkan dan kurang produktif.
Dalam
pembelajaran menulis diperlukan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pendekatan ini harus dapat mengakomodasi siswa guna mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan untuk mengerjakan teks lisan dan tertulis dalam konteks sosial.
Pendekatan yang paling efektif dalam pembelajaran menulis teks adalah
pendekatan genre (Feez & Joyce, 1998:24-26). Pendekatan ini pertama kali
dikembangkan di Australia. Pendekatan ini didasarkan pada tiga asumsi berikut.
a. Pembelajaran menulis merupakan aktivitas
sosial. Pembelajaran menulis merupakan proses sosial yang melibatkan kolaborasi
antara guru dan siswa serta siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam sebuah
kelompok.
b. Pembelajaran berlangsung efektif apabila
guru memahami hal-hal yang dibutuhkan/diinginkan siswa.
c. Proses pembelajaran menulis merupakan
serangkaian proses pembelajaran yang berkelanjutan untuk mengembangkan berbagai
aspek kebahasaan. Dalam pembelajaran ini terdapat kolaborasi antara guru dan
siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Komentar
Posting Komentar