Pendosa
Senja di wajahmu
Ronanya mengerlip
Berketip-ketip
Kita ini pendosa klasik
Berwajah sok polos
Dan sedikit dramatik
Hanya kita dan mereka
Kita?
Tetap manusia biasa
Sedikit
Kutelisik wajahmu pagi itu
Sedikit rindu
Sedikit ingat
Sedikit ah
Sedikit senyum
Dan terlalu harus sedikit
Untuk kata padahal
Ehem
Aku masih ingat caramu menggenggam tangan dan berbisik “cah
elek”
Hingga hidung memerah dan halusinasi berkembang menjadi cipratan
tangan semesta
Tumpukan ridu
Tak berarti apa-apa
Karena rongganya terlalu besar
Semut angsa hingga jerapah menerabas dengan mudah
Kau dan aku terbelenggu rindu
Yang semu
Tidak diragukan lagi keahlianmu dalam merangkai kata.
BalasHapus