Dari Seberang Laut

Surat yang membuatku kangen zaman muda dulu :-) Sungguh aku kangen kamu May. Kupasang di blog ya, biar kamu juga bisa baca. Anak cucu kita bisa baca. Biar mereka tahu simbok-simboknya dulu pernah berteman dengan mesra.

Dinx yang jauh
Hai, kamu sehat, Dinx? tak kuranglah suatu apa. Seperti yang kamu lihat aku baik dan sehat. kadang aku lelah dengan nasipku dan memang tak banyak yang dapat aku lakukan sekarang tapi setidaknya aku bersyukur mendapatkan kesempatan tinggal di sini agar dapat belajar lebih baik. Tentu bukan hal yang mudah, terlebih budaya di sini sangat kental dengan hedonisme. Aku kangen rumah. Aku kangen tanah jawa yang basah. Aku rindu makan es krim bareng kamu. Di sini ada hal lain yang memaksakau berpikir bahwa pendidikanku harus selesai. Tak mungkin aku pulang tanpa sesuatu yang bisa kulanjutkan. Kontrak ini masih akan berjalan 2 tahun ke depan, tetapi kalau hasilku bagus dalam 1,5 tahun studiku akan selesai. Dan aku merencanakan 6 bulan di sini untuk jalan-jalan sebelum kembali ke pertiwi yang nasi tiwulnya hangat merayap sama pindang pedes. Itu favoritku! Dan mami harus memasak buat aku saat pulang nanti.
                                                                                                             
Rasanya kadang aku hampir stres di sini. Orang-orang di sini hanya ngomong seperlunya saja. Waktu 2 tahunpun bukan waktu adaptif yang cukup bagiku. Mereka ngomong terlalu efektif dan efisien! Kalau kau di sini tentu ilmu bahasamu sangat berguna hahahaa...
Kau tentu juga ingin tahu kisah percintaanku. Baik, aku memiliki teman dekat. Dia berkulit merah dengan rambut hitam ikal. Tentu kamu punya penafsiran darimana dia berasal. Sudah hampir setahun kami bersama dan tentu saja tinggal bersama. Di sini adat timur bukan lagi sesuatu yang diagungkan. Bahkan, kalau kau tahu si X yang anaknya Y itu tidak benar-benar se-innocent yang kamu dengar dan kamu lihat di media.

Kamu kenapa jarang berkabar? adakah perindu yang merebut hatimu? Diam-diam aku mengikuti catatan media sosialmu. Tampaknya kamu baik-baik saja sekarang. Atau kamu juga ikut iklan pencitraan? Ah, aku kangen ngobrol sama kamu. Bercerewet berdua sampai pagi. Aku punya novel bagus buatmu, nanti (2 tahun lagi kalau aku masih hidup) novel ini akan sampai di tanganmu. Ah, bagaimana kabar surat-surat kita? tampaknya kau punya pacar sekarang. Biar kutebak. Pantasnya dia seseorang yang cukup kuat. Kamukan ngeyelan, suka ngelindur kalau tidur, dan pelupa sejak orok haha... sudahkah itu hilang darimu? atau tambah parah? Dinx, aku kangen nyenja sama kamu. Main pasir, menghisap remah-remah roti dan memburu cokelat. Kapan kita begitu lagi?


*May, suratmu terlalu pendek tapi lugas. Keadaanku sebaik yang kamu kira dan kamu harapkan. Iya, kita ngeskrim lagi kalau kamu pulang. Iya kita nyenja lagi kalau Tuhan masih belum meminta pulang. Dan, iya kita akan menyisir barisan pasir di selatan Jogja. Kamu pasti kangen pecel rasa cokelat bukan? Aku menunggumu. Salam kangen.

Komentar