Rasionalitas Hak-Hak Kemanusiaan (Bagian 3)


Toleransi termasuk dalam ranah sensitif yang hanya dapat diperoleh dengan cara mencintai pengetahuan. Dengan pengetahuan yang mendalam seseorang tidak akan mudah menghakimi benar salah pada orang lain. Terlebih, toleransi yang merupakan salah satu sendi kemanusiaan tidak dapat dipisahkan dari iman. Wujud dari iman ini salah satunya adalah agama yang berbicara tentang cara yang dirumuskan dan dipikirkan. Pada dasarnya, semua agama mengajarkan kebaikan dan kasih sayang yang dalam penerapannya membutuhkan konteks dan tidak dapat dibaca secara harfiah.

Kepekaan berkaitan dengan dimensi waktu sangat diperlukan agar pengakuan terhadap hak-hak kemanusiaan menemui masa yang sebenarnya. Pembantaian, pembredelan agama, atau atas nama apapun demi sebuah kepentingan yang bermuatan pelanggengan kekuasaan sangat tidak dibenarkan. Terlebih propaganda berkaitan isu-isu teroris sehingga menghalalkan cara kekerasan merupakan salah satu bentuk pengerdilan terhadap hak-hak kemanusiaan. Oleh karena itu, setiap manusia harus memiliki penilaian objektif dan simultan agar isu-isu yang berkaitan dengan kemanusiaan segera mendapatkan titik terang.

Hubungan Iman dan Hak Asasi Manusia
Di tengah derasnya arus globalisasi sekarang ini, iman menjadi barang mewah yang tidak mudah ditemui di sembarang tempat. Iman adalah sumber dari segala aspek penghargaan terhadap hak hidup dan kemanusiaan. Sudah selayaknya pokok bahasan tentang kemanusiaan diprioritaskan oleh banyak pihak. Dapat dikatakan bahwa iman juga dapat difungsikan sebagai filter bagi berbagai penetapan langkah di masa depan. Hal ini berarti bahwa imanlah yang dapat menghitamputihkan masalah kemanusiaan. Pendek kata, iman merupakan landasan idiil yang paling utama bagi setiap individu agar dapat menghargai manusia lainnya.

Selain akal pikiran, iman juga dapat menjadi salah satu media untukmenyaring tindakan yang benar atau yang salah, yang destruktif atau konstruktif. Dalam penjabarannya, segala bentuk penilaian manusia tidak boleh bertumpu pada akal semata. Inilah yang sangat berbahaya karena dapat melahirkan tindakan-tindak anomi yang pada akhirnya menimbulkan dekadensi moral. Di sisi lain, apabila iman terpupuk dengan baik maka setiap orang akan lebih mudah menjalankan fungsi-fungsi vertikalnya kepada Tuhan. Selanjutnya, apabila fungsi vertikal berjalan dengan baik maka fungsi horizontal kepada sesama manusia dan lingkungan akan tercipta dengan baik secara berkesinambungan. Upaya ini pada akhirnya akan berdampak pada semakin kokohnya kesadaran terhadap hak asasi kemanusiaan. Oleh karena itu, iman setiap manusia harus dibina dengan baik melalui upaya peningkatan pengetahuan di bangku pendidikan maupun sosialisasi di dalam kehidupan bermasyarakat.


Komentar