Menjadi
pengangguran bukan pilihan yang baik. Terlebih bagi orang-orang yang terbiasa aktif
dalam berbagai kegiatan. Rasa bosan, khawatir, dan takut menjadi momok bagi
para jobless dan inipun yang hinggap
padaku di akhir tahun 2015. Hampir 3 bulan aku menvakumkan diri dari dunia
kerja. Bukan hal yang mudah memang karena akupun belum memiliki cadangan
pekerjaan. Di sisi lain, ego dan geliat hati lebih mendominasi hingga kata resign menjadi pilihan.

Setelah
menikmati masa-masa pembebasan (menurutku), kekhawatiran baru sebagai orang
vakumpun muncul. Aku mulai merasakan bosan menyandang gelar pengangguran meski
bukan pengangguran murni karena tetap banyak agenda yang menuntut kesiapan
fisikku hadir disitu. Bagiku, tetap saja sangat pelik berdiam diri tanpa
kegiatan. Akhirnya terlintas, "Bagaimana caranya agar proses
pengangguranku bermanfaat bagi orang lain?". Tekadpun muncul. Harus
berbuat sesuatu yang minim dana dan tetap bernilai guna. Akhirnya muncullah ide
untuk mengumpulkan baju pantas pakai yang dapat disumbangkan ke berbagai panti
asuhan atau masyarakat yang membutuhkan. Teman-temanpun kuhubungi via perspersonal message dan
tidak disangka dalam waktu 1 jam gayungpun bersambut. Banyak teman-teman yang
bersedia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dari sini aku menemukan sebuah
kenyataan bahwa rasa kepedulian itu sebenarnya tersemai di banyak pihak hanya belum bertemu pada wadah yang tepat.

Akhir
kata bagi semua pihak yang telah berpartisipasi dalam event sosial ini terimakasih
banyaaaaaaaaaaaaaakkkkk karena kalian telah peduli dan berempati. Tak ada kata
lain selain semoga semangat berbagi ini dapat semakin mengeratkan kekeluargaan
dalam bentuk tali kasih yang nyata kepada sesama.
Komentar
Posting Komentar