Awal Mula Kegiatan BnS (Bali nang Sekolah)

Menjadi pengangguran bukan pilihan yang baik. Terlebih bagi orang-orang yang terbiasa aktif dalam berbagai kegiatan. Rasa bosan, khawatir, dan takut menjadi momok bagi para jobless dan inipun yang hinggap padaku di akhir tahun 2015. Hampir 3 bulan aku menvakumkan diri dari dunia kerja. Bukan hal yang mudah memang karena akupun belum memiliki cadangan pekerjaan. Di sisi lain, ego dan geliat hati lebih mendominasi hingga kata resign menjadi pilihan.

Pada awal status baruku banyak hal yang terjadi. Aku merasakan gelora alam dan pengalaman-pengalaman yang tidak aku dapatkan sebelumnya. Jaringan pertemanan yang semakin kompleks, waktu berkumpul denagn keluarga dan teman-teman yang begitu panjang, trip kecil-kecilan yang tidak terpaut waktu dan masih banyak lagi. Ibarat burung, baru merasa benar-benar mengepakkan sayap di udara bebas. Lega... luar biasa!!! Hal ini tidak terlepas dari tuntutan empat tahun berturut-turut harus bekerja ekstra keras dan full time agar kuliahku selesai. Terima kasih Tuhan, semuanya kini telah selesai sesuai target.

Setelah menikmati masa-masa pembebasan (menurutku), kekhawatiran baru sebagai orang vakumpun muncul. Aku mulai merasakan bosan menyandang gelar pengangguran meski bukan pengangguran murni karena tetap banyak agenda yang menuntut kesiapan fisikku hadir disitu. Bagiku, tetap saja sangat pelik berdiam diri tanpa kegiatan. Akhirnya terlintas, "Bagaimana caranya agar proses pengangguranku bermanfaat bagi orang lain?". Tekadpun muncul. Harus berbuat sesuatu yang minim dana dan tetap bernilai guna. Akhirnya muncullah ide untuk mengumpulkan baju pantas pakai yang dapat disumbangkan ke berbagai panti asuhan atau masyarakat yang membutuhkan. Teman-temanpun kuhubungi via perspersonal message dan tidak disangka dalam waktu 1 jam gayungpun bersambut. Banyak teman-teman yang bersedia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dari sini aku menemukan sebuah kenyataan bahwa rasa kepedulian itu sebenarnya tersemai di banyak pihak hanya belum bertemu pada wadah yang tepat. 

Harapanku sih sederhana kegiatan donasi bersama ini selain meningkatkan rasa empati juga dapat memberikan kontribusi positif bagi para penerimanya. Selain baju-baju pantas pakai, beberapa teman berkontribusi dalam rupiah. Hal inilah yang akhirnya mendorong untuk melakukan kegiatan tambahan dalam bentuk bazar untuk masyarakat dan PAUS (Pendidikan Anak Usia sekolah) yang diwadahi dalam komunitas BnS (Bali nang Sekolah) yang bertendensi pada pendidikan karakter anak dan pemberdayaan perempuan. Alhamdulillahnya lagi kegiatan BnS sudah berjalan hampir 2 tahun. Sekali lagi ini membuktikan bahwa persaudaraan tidak harus selalu dibangun dari kata "sedarah".

Akhir kata bagi semua pihak yang telah berpartisipasi dalam event sosial ini terimakasih banyaaaaaaaaaaaaaakkkkk karena kalian telah peduli dan berempati. Tak ada kata lain selain semoga semangat berbagi ini dapat semakin mengeratkan kekeluargaan dalam bentuk tali kasih yang nyata kepada sesama.

Komentar